Produksi Batu Bara Naik, Laba Bukit Asam Tembus Rp 4 Triliun

ilustrasi
PEMERSATU 2024 -- PT Bukit Asam Tbk mencatatkan laba tahun 2019 sebesar Rp 4,1 triliun dengan EBITDA sebesar Rp 6,4 triliun. Padahal harga batu bara di pasaran tengah lesu. Laba ini diperoleh dari kinerja operasional perseroan yang mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. (baca)

Diketahui, pada tahun 2019 produksi batu bara perseroan mengalami kenaikan 10,2% dari tahun sebelumnya atau naik menjadi 29,1 juta ton. Kapasitas angkutan batu bara juga mengalami kenaikan menjadi 24,2 juta ton atau naik 7,0% dari tahun 2018.

Kenaikan produksi dan angkutan batu bara ini mendorong pula kenaikan penjualan batu bara. Sepanjang 2019, perseroan berhasil menjual batu bara sebesar 27,8 juta ton atau naik 13% dari tahun sebelumnya.

"Kenaikan volume penjualan ini karena adanya ekspansi ke pasar-pasar potensial yang meliputi Jepang, Hongkong, Vietnam, Taiwan dan Filipina serta keberhasilan dalam menambah pasar-pasar potensial baru seperti Australia, Thailand, Myanmar dan Kamboja. Tak hanya mendorong penjualan ekspor ke negara-negara Asia, perseroan juga menerapkan penjualan ekspor batu bara medium to high calorie ke premium market," demikian pernyataan perseroan yang diterima detikFinance, Rabu (4/4/2020).

Adapun di tahun 2019, Bukti Asam mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 21,8 triliun atau naik sebesar 3% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 21,2 Triliun. Pendapatan tersebut terdiri dari pendapatan penjualan batu bara domestik sebesar 57%, penjualan batu bara ekspor sebesar 41% dan aktivitas lainnya sebesar 2% yang terdiri dari penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah dan inti sawit, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa. Kenaikan pendapatan ini dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah tonase penjualan.

Lebih lanjut, perseroan memiliki aset per 31 Desember 2019 mencapai Rp 26,1 triliun dengan komposisi terbesar pada aset tetap sebesar 28% dan kas setara kas sebesar 18%. Kas dan setara kas serta deposito dengan jangka waktu diatas 3 bulan yang dimiliki perseroan per 31 Desember 2019 adalah sebesar Rp7,3 Triliun, meningkat 12% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Ke depannya perseroan merencanakan produksi batu bara sebesar 30,3 juta ton FY 2020 atau naik 4% dari realisasi tahun sebelumnya sebesar 29,1 juta ton dan target angkutan pada 2020 menjadi 27,5 juta ton atau meningkat 13% dari realisasi angkutan kereta api FY 2019 sebesar 24,2 juta ton.

Sedangkan untuk volume penjualan batu bara FY 2020, Bukit Asam menargetkan untuk meningkatkannya menjadi 29,9 juta ton, yang terdiri dari penjualan batu bara domestik sebesar 21,6 juta ton dan penjualan batu bara ekspor sebesar 8,3 juta ton atau secara total sebesar 29,9 juta ton, meningkat 8% dari realisasi penjualan batu bara FY 2019 sebesar 24,7 juta ton.

Peningkatan target penjualan ini ditopang oleh rencana penjualan ekspor untuk batu bara medium to high calorie ke premium market sebesar 2,3 juta ton.

Untuk mendukung optimasi pengangkutan batu bara, PTBA telah bekerj asama dengan PT Kereta Api Indonesia dan di tahun 2020 direncanakan akan menyelesaikan proyek peningkatan angkutan batu bara jalur kereta api Tanjung Enim-Tarahan untuk kapasitas 25 juta ton/tahun. Perseroan juga menganggarkan investasi sebesar Rp 4,0 Triliun yang terdiri dari Rp 200 Miliar untuk investasi rutin dan sisanya Rp 3,8 Triliun untuk investasi pengembangan.

Posting Komentar

0 Komentar