Walau pada awalnya Donald Trump mendukung sosok Khalifa Haftar yang juga mantan binaan agen CIA, belakangan AS lebih bersikap netral dan memfokuskan diri menyoroti peran Rusia di Libya.
Di lain pihak UAE sejak awal memang mendukung Haftar dengan pendanaan yang tidak sedikit. Kemungkinan UAE telah mendaoat beberapa proyek ekonomi penting di Libya Timur.
Dengan demikian terlihat bahwa UAE dan AS seperti berada di pihak yang berbeda dalam konflik tersebut.
Walaupun AS mempunyai pangkalan militer di UAE terlihat bahwa kedua negara pernah berada di pihak yang berbeda di konflik lain.
Di Suriah, UAE adalah negara Arab pertama yang membuka kedutaan besarnya. Padahal secara politik AS masih mengkritik tajam Bashar Al Assad dan belakangan menerbitkan RUU Caesar yang memperkuat embargo ekonomi ke Suriah dan pihak-pihak lain yang terlibat secara langsung mendukung Asad.
Jika UAE terlalu menunjukkan arah politik yang berbeda dengan AS dapat dipastikan akan membawa kerugian ke ekonomi negara teluk tersebut.
Baca:
0 Komentar